Agoda

Apom Legend Mami Ami Binjai

πŸƒ Apom Legendaris Binjai: Camilan Tipis yang Bikin Rindu Pulang

Proses pembuatan Apom

Beberapa kali ke Binjai, aku selalu gagal mencicipi jajanan legendaris satu ini. Tapi kali ini, niat banget berangkat agak sore, tapi nggak terlalu sore. Dari Medan, dengan satu misi sederhana: akhirnya nyobain Apom legendaris Binjai yang katanya sudah puluhan tahun nggak pernah kehilangan penggemar.


πŸš† Dari Medan ke Binjai: Perjalanan Sore yang Santai

Kota Binjai, yang dijuluki Kota Rambutan, jaraknya memang nggak terlalu jauh dari Medan. Hanya sekitar 1 jam berkendara atau 30 menit naik kereta api. Pilihanku jelas jatuh ke transportasi publik, karena bukan Ayu namanya kalau nggak naik kereta πŸ˜„.

suasana stasiun kereta Medan-Binjai saat sore hari

Ada sedikit tips penting nih: sejak 12 September 2025, pintu masuk Stasiun Medan sudah berubah. Kalau kalian naik dari arah Lapangan Merdeka, jangan kaget harus muter dulu ke gate baru yang posisinya tepat di depan Center Point. Aku sempat juga salah pintu waktu itu, akhirnya malah naik Grab sebentar buat pindah ke gate yang benar πŸ˜….

Informasi perubahan gate masuk di Stasiun KAI Medan terbaru

Kereta Medan - Binjai punya beberapa jadwal keberangkatan setiap harinya. Jadi buat kamu yang suka spontan traveling, nggak perlu takut ketinggalan. Simpan aja artikel ini buat panduan. Apalagi kalau pas musim rambutan Binjai, duh, daging buahnya yang legit dan berair itu bikin perjalanan makin terasa tropis 🀀.

🍑 Apom, Bukan Apem!

Tujuan utamaku kali ini: Apom Mami Laksmi, yang sering dipanggil nama singkatnya aja Apom Mami Ami jajanan legendaris yang udah jadi bagian dari kuliner nostalgia warga Binjai.

Awalnya aku sempat salah sebut, kupanggil Apem. Langsung dikoreksi sama bapak parkir yang sepertinya udah puluhan tahun menjaga area parkiran disitu. “Apom, Kak. Bukan Apem.” katanya sambil tertawa kecil.

Jadi mari sepakat: kita sebut Apom, bukan Apem.

Kalau kamu pernah lihat serabi Solo, bentuknya mirip, tapi Apom Binjai lebih tipis, seolah perpaduan antara serabi dan crepe. Perbedaannya, serabi Solo punya bagian tengah yang menggumpal lembut, sementara Apom ini tipis dan renyah, aroma arangnya khas banget!


πŸ”₯ Dapur Arang dan Tangan Terampil Mami Laksmi

Di warung sederhana Mami Ami, ada deretan empat tungku arang kecil seperti ember timba dari batu yang disusun rapi di atas meja kayu. Di atasnya, wajan-wajan besi berdiameter sekitar 15 cm sudah siap digunakan.

Setiap kali akan membuat Apom baru, Mami membersihkan wajan dengan kain lap, gerakannya cepat, luwes, seperti sudah otomatis dilakukan selama puluhan tahun. Dan ternyata, memang benar: Mami Ami sudah berjualan Apom ini selama hampir 33 tahun!

Mami Ami sedang membuat Apom

Adonan Apomnya berwarna putih dan cukup cair, tidak sekental serabi biasanya. Satu sendok sayur adonan dituangkan ke tengah wajan panas, lalu Mami memutar wajan sedikit hingga adonan menipis di sisi pinggir.

Dalam 3-5  menit, permukaannya mulai kering dan pinggirannya berubah keemasan. Aroma adonan yang menyatu dengan asap arang itu, jujur, bikin siapapun berhenti sebentar hanya untuk mencium harumnya.

Apom Mami Ami

πŸŒ‡ Sore di Warung Mami Laksmi

Aku tiba sekitar pukul 17.30, saat langit Binjai mulai berwarna oranye keemasan. Saat itu Mami sudah membuat sekitar 30 potong Apom. Untungnya masih kebagian, karena pernah waktu datang pukul 19.30, Mami sudah habis teriak ke pelanggan, “Udah habis!” dengan nada khas Binjai πŸ˜…

Mami orangnya ekspresif, ramah tapi juga tegas. Katanya, sudah banyak yang datang mereview, tapi kadang cuma bikin konten tanpa benar-benar beli. Mami sempat curhat sedikit.

Aku setuju banget sama Mami, kalau bukan kolaborasi, yuk kita jadi pelanggan yang baik. Nikmati, bayar, dan apresiasi jerih payah pedagang lokal seperti beliau.


🍽️ Rasa Apom yang Unik dan Tak Tergantikan

Seporsi Apom buatan Mami Laksmi berisi 10 potong, dijual seharga Rp25.000. Cukup terjangkau untuk jajanan legendaris yang prosesnya sepenuh cinta begini. Tapi kalau kamu cuma mau coba-coba dulu, bisa juga pesan minimal 4 potong seharga Rp10.000.

Begitu digigit terdengar bunyi kress kress ditelinga crispy banget. Ada aroma arang yang samar tapi justru jadi ciri khas rasa manisnya ringan, tidak berlebihan. Kalau kamu suka camilan tradisional yang sederhana tapi “kena di hati”, ini dia juaranya.

πŸ₯₯ Bonus: Serabi Kinca Khas Mami Laksmi

Selain Apom, warung kecil ini juga menjual Serabi Kinca, versi khas Medan yang lembut dan harum santan. Satu porsi berisi 5 serabi kecil berdiameter sekitar 5 cm, disiram dengan saus kinca berwarna cokelat keemasan dari gula merah dan santan. Harganya Rp15.000 per porsi.

Serabi ini aku bungkus buat dibawa pulang, karena jenis serabi seperti ini juga banyak dijual di Medan. Tapi entah kenapa, versi Mami terasa lebih “rumahan”, mungkin karena dimasak di tungku arang yang sama dengan Apomnya, cuma kuah kincanya berasa aga terlalu manis buat aku.

serabi kinca dengan saus gula merah

πŸ“ Lokasi Apom Mami Laksmi

Buat kamu yang mau mampir, warung Apom Mami Ami ini gampang banget dicari. Lokasinya ada di belakang Pasar Belitung Binjai, nggak jauh juga dari belakang Pasar Madura Binjai. Cukup jalan sedikit dari area parkir, kamu akan lihat deretan tungku arang dan aroma khas Apom yang langsung menyambut.

🌿 Lebih dari Sekadar Jajanan

Apom Mami Laksmi bukan cuma camilan sore. Ia adalah bagian dari sejarah kuliner Binjai dari masa ke masa, dari generasi ke generasi. Dalam tiap potongnya, ada cerita tentang kesetiaan, keuletan, dan cita rasa yang tak berubah.

Di tengah gempuran makanan modern dan viral, Apom tetap berdiri dengan sederhana: dari arang yang menyala, wajan besi, dan tangan hangat Mami Ami yang nggak pernah lelah.

Dan buatku pribadi, setiap kali dengar kata Binjai, yang terbayang bukan cuma rambutan atau kota kecilnya, tapi suara “kres-kres” dari Apom hangat sore itu dan kegigihan Mami di balik tungku.


🧭 Tips Food Traveler ke Binjai

  1. Datang sebelum pukul 18.00 biar nggak kehabisan.

  2. Siapkan uang tunai karena belum ada pembayaran digital.

  3. Nikmati Apom di tempat, selagi hangat.

  4. Jangan lupa coba Serabi Kinca sebagai pelengkap manis.


πŸ“– Cerita Penutup

Perjalanan kecil ini mungkin cuma berdurasi setengah hari, tapi rasanya panjang, penuh aroma, senyum, dan nostalgia. Dari kereta sore menuju Binjai, hingga gigitan pertama Apom yang mengembalikan memori masa kecil, semuanya terasa seperti potongan cerita yang utuh.

Setiap kali aku menemukan jajanan tradisional seperti ini, aku merasa seperti sedang menjelajahi peta rasa Indonesia: satu kota, satu cita rasa, satu cerita.

Kalau kamu suka travel story dan food adventure seperti ini, yuk lanjut ikut petualangan rasa aku di platform lain!


Kamu bisa temukan versi video di: Instagram, TikTok, YouTube: @Ayudelight

Sampai ketemu di cerita rasa berikutnya! 🌿✨

with LOve

Ayudelight

Komentar

Postingan Populer